Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Kisah Laksamana Cheng Ho dan Sunan Bonang di Rembang (Diawali Peperangan dan Diakhiri Bebas Berlayar)

Kisah Laksamana Cheng Ho dan Sunan Bonang di Rembang (Diawali Peperangan dan Diakhiri Bebas Berlayar)

Diposting pada 5 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 446 kali / Kategori:

Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Nusantara pada tahun 1405 M d Tuban. Ketika Cheng Ho mendarat di wilayah Jawa Timur itu sedang terjadi perang saudara yang cukup besar di kerajaan Mjapahit. Raja ketika itu adalah Prabu Wikrawardana yang berrahta di Blambangan, akibat dari situasi peperangan itu sekitar 170 personil Cheng Ho terbunuh. Namun Cheng Ho yang membawa pasukan yang besar tidak melakukan serangan balasan atas nama Kaisaran Cina, Cheng Ho menanyakan kejadian itu kepada Raja Majapahit itu, merasa kesalahan ada di pihaknya Prabu Wikrawardana kemudian mengirim utusan ke Cina yang ketika itu diperintah oleh Kaisar Cheng Zu (DInasti Ming). Semula Raja Majapahit itu hanya diminta membayar ganti rugi sebesar 60 ribu tali emas dan sudah dibayarkan 10 ribu tali emas. Namun denda itu akhirnya dibebaskan oleh Kaisar Cheng Zu, karena raja Jawa itu mengakui kesalahannya.

Hal inilah yang menjadikan Raja dan Rakyat Majapahit menyukai Laksamana Cheng Ho.

Ekspedisi kedua Laksanamana Cheng Ho datang ke Rembang Jawa, tapi kondisi kerajaan Majapahit telah bubar karena yang berkuasa di wilayah Pantai Utara Jawa adalah Kesultanan Demak Bintaro, sebuah kerajaan Islam yang pertama di Jawa.

Laksamana Cheng Ho melabuhkan jangkar dan kapalnya di Rembang hingga pesisir Tuban, dua daerah tersebut masuk ke dalam wilayah Sunan Bonang sebagai pusat penyebaran agama Islam. Bahkan juga sebagai tempat tinggalnya.

Kehadiran Laksamana Cheng Ho dengan 100 kapal sempat terjadi kesalahpahaman dengan tentara Kesultanan Demak Bintaro. Sehingga terjadi peperangan di tengh laut dan daratan. Panglima Kesultanan Demak Bintaro, sehingga terjadi peperangan di tengah laut dan daratan. Panglima Kesultanan Demak Bintaro waktu itu adalah Syekh Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan bonang.

Dalam peperangan itu prajurit yang dipimpin Sunan Bonang lebih unggul, sejumlah kapal milik kerajaan Ming dapat di hancurkan. Bukti-bukti kemenangan itu adalah sejumlah jangkar kapal yang kini dapat dilihat di Pantai Kartini Rembang.

Peperangan itu dapat berakhir setelah Laksamana Sam Po Kong mengumandangkan Takbir dan membaca ayat-ayat suci al-Qur’an. Dari sinilah akhirnya prajurit Kesultanan Demak Bintaro yang dipimpin Sunan Bonang tersadar bahwa yang diperangi itu adalah orang Islam dari Tiongkok kerajaan Dinasti Ming.

Sunan Bonang pun akhirnya memerintahkan prajuritnya untuk menghentikan peperangan. Laksamana Sam Po Kong yang selama peperangan itu lebih memilih bertahan untuk tidak melakukan pembunuhan terhadap prajurit Kesultanan Demak, karena menganggap sesama muslim.

Setelah peperangan berakhir, kedua prajurit dari Kesultanan Demak dan Dinasti Ming berpelukan dan bersalaman serta saling memaafkan. Mayat-mayat yang ada di kubur secara Islam.

Kemudian Sunan Bonang memberikan kemudahan kepada Laksamana Sam Po Kong untuk berlayar di Pulau Jawa dan bertempat tinggal cukup lama. Pemberian izin tersebut dimanfaatkan untuk membentuk komunitas Tionghoa Islam diberbagai tempat di tepi pantai Pulau Jawa, seperti di Surabaya dan Semarang juga membangun garis politik yang digariskan oleh Kerajaan Ming, dengan membentuk pusat perencanaan hubungan dagang dan politik Jawa.

Beri Pelajaran Mengukir

Selanjutnya, Laksamana Sam Po Kong banyam menyebarkan ilmu pengetahuan baru kepada penduduk lokal di tempat yang disinggahinya, yaitu di Jepara dan Kudus memberikan pendidikan mengukir. Di Semarang memberikan pelajaran membuat Mie Ayam.

Di masyarakat pantai-pantai Jawa Timur, armada Cheng Ho mengajarkan cara bercocok tanam, beternak, kesenian mulai di seni ukir hingga seni arsitektural , hingga cara membuat alat bajak dari besi.

Peninggalan berupa bangunan fisik yang masih tersisa hingga saat ini adalah Kelenteng Gunung Batu atau populer disebut Kelenteng Sam Po Kong di Semarang, Kelenteng Talang di Cirebon dan Kelenteng Ancol di Jakarta. Dan peninggalan dari berkesenian adalah seni ukir di Jepara hingga saat ini.

Namun sayangnya peninggalan-peninggalan Laksamana Sam Po Kong telah berubah menjadi tempat peribadatan Tri Dharma bagi warga Cina, tapi masyarakat Islam menjadikannya sebagai tempat wisata karena dulunya tempat ibadah tersebut merupakan peninggalan Jendral dari Kerajaan Ming yang beragama Islam.

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai ?

Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Kisah Laksamana Cheng Ho dan Sunan Bonang di Rembang (Diawali Peperangan dan Diakhiri Bebas Berlayar)

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Kisah Laksamana Cheng Ho dan Sunan Bonang di Rembang (Diawali Peperangan dan Diakhiri Bebas Berlayar)

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: