Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Kisah Penemuan Harta Karun Sriwijaya

Kisah Penemuan Harta Karun Sriwijaya

Diposting pada 5 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 222 kali / Kategori:

Bagaimana kisah penemuan harta karun Sriwijaya? Warga Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan beberapa waktu terakhir ini dihebohkan dengan penemuan emas yang disebut-sebut sebagai harta karun kerajaan Sriwijaya. Hal itu seiring dengan  berbagai penemuan emas dianggap sebagai peninggalan salah satu kerajaan Sriwijaya di Wilayah OKI. Tokoh pemuda setempat, Ringgu Umang menyebutkan, penemuan harta karun emas heboh sejak 2015 lalu.

“Sejak kebakaran hutan tahun 2015 lalu masyarakat disini mencari peruntungan di lahan sana,” ujarnya sambil menunjuk ke arah lepas pantai timur.

Ringgu merupakan penghubung bagi orang luar  yang akan melakukan penelitian atau sekedar berkunjung terkait penemuan benda sejarah di wilayah ini. Sejak tiga tahun ini sebutnya, warga di desa ini dihebohkan penemuan-penemuan benda berharga. Pada tahun 2015 lalu penemuan terjadi di wilayah Sungai Bagan, Kanal 12, Pulau Tengkoran Pulau Pisang dan kemada beberapa situs di wilayah Desa Ulak Kedondong Kecamatan Cengal, “Tahun ini di Talang Petai,” sebutnya.

Menurut Adi, warga cengal berbondong-bondong mencari emas di situs Talang Petai. Bahkan warga rela berkemah berhari-hari di lokasi penemuan ini. “Mereka bawa bekal, mendirikan tenda kalau malam suasananya ramai seperti di desa ini,” ucap Ringgu. Menuju lokasi penemuan emas di talang Petai membutuhkan waktu hampir dua jam dengan naik perahu ketek menyusuri aliran sungai menuju arah selat Bangka. Adapun tarif sewa perahu mencapai Rp. 1 juta.

“Sewa ketek, berapa hari mau nginap di sana, sudah selesai nanti dijemput lagi,” katanya.

Adi Yanto, dari Media dan Komunikasi Publik Setda OKI menyebutkan, pekan lalu ada warga yang menemukan emas berbentuk keong di Talang Petai, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Tulung Selapa.

Namun Sayangnya keong emas tersebut sudah dijual warga ke toko emas di Palembang. Tak tanggung-tanggung harga yang ditawar pun mencapai ratusan juta rupiah. Dia menyebutkan, penemuan itu menarik minat penelitiarkeologi dari Jambi.

Tim peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi yang terdiri dari Novi Hari Putranto, Tarida Diami dan Muchlisin langsung meninjau lokasi. Selain itu kepala Dinas Pariwisata OKI Ifna Nurlela dan Kabid Kebudayaan Nila Maryati pun ikut serta. Salah satu warga yang menjadi pencari harta karun adalah Qori. Dia berhasil menemukan cincin emas. Namun saat ditemui, dia sedang mencari harta karun. Yang ada hanyalah istrinya, Kusnaini. “Baru saja bapak pergi berkarang (mencari emas),” ujar Kusnaini. “Jangan khawatir, kalau mau lihat barang-barang temuannya ada,” tambah dia sambil mencabut emas yang membalut jari manisnya.

Menurut dia, cincin tersebut  ditemukan sang suami beberapa hari lalu. “ini salah satunya  didapat suami Saya dua hari yang lalu,” katanya. Diapun menyerahkan cincin emas berlukiskan bunga kepada Novi, peneliti BPCB. Novi menaksir cincin emas itu memiliki kadar 9,58 gram lalu ditimbang beratnya 5,7 Ons. Kusnaini menceritakan cincin emas itu didapat suaminya di Talang Petai Desa Simpang Tiga Abadi. Ia belum berniat menjual cincin tersebut karena bentuknya yang indah. “Sayang kalau dijual, ini Saya mau simpan saja,” ucapnya. Tidak hanya cincin emas, Kusnaini pun mengeluarkan barang-barang lain yang ditemukan suami dan anaknya. Ada serbuk emas yang dia bungkus dengan plastik obat, keramik Cina yang diduga berasal dari Dinasti Tang, anting-anting, mangkuk perunggu, manik-manik dan gerabah.

Tunggu Laporan

Temuan benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Teluk Cengal Kecamatan Cengal Kabupaten OKI, menjadi perhatian pemerintah daerah. Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata OKI Nila Maryati mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil dari tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi yang telah meneliti benda kuno untuk memastikan kebenarannya.

“Dinas Pariwisata OKI masih menunggu hasil penelitian dari BPCB Jambi, yang hingga belum melaporkan hasil investigasinya ke dinas pariwisata,” kata Nila. Menurut dia, dinas tidak bisa menyimpulkan kalau benda tersebut asli peninggalan masa lalu atau bukan. Penyebabnya, Pemda OKI tidak memiliki alat untuk menguji coba benda temuan warga Cengal. Menurut Nila, apabila benda yang ditemukan itu benar peninggalan pra sejarah dan memiliki nilai tersendiri. Maka pemerintah berupaya melakukan penyelamatan benda-benda tersebut.

“Kesulitan bagi OKI, karena di OKI tidak ada tenaga ahli dalam penemuan benda lama. Sehingga harus menunggu hasil laporan dari pihak BPCB,” ujarnya. Dia menyebutkan, di wilayah pesisir Pantai Timur OKI, memang banyak laporan tentang penemuan benda yang tertanam di bawah tanah dan di atas lahan gambut.

“Warga desa menemukan barang-barang itu, ketika lahan gambut terbakar dan warga hendak melakukan penanaman padi, ala sonor,” ujar Nila.

Menurut dia, cincin tersebut ditemukan sang suami beberapa hari lalu. “ini salah satunya didapat suami Saya dua hari yang lalu,” katanya. Diapun menyerahkan cincin emas berlukiskan bunga kepada Novi, peneliti BPCB. Novi menaksir cincin emas itu memiliki kadar 9,58 gram lalu  ditimbang beratnya 5,7 ons. Kusnaini menceritakan cincin emas itu didapat suaminya di Talang Petai Desa Simpang Tiga Abadi. Ia belum berniat menjual cincin tersebut karena bentuknya yang indah. “sayang kalau dijual. ini Saya mau simpan saja,” ucapnya. Tidak hanya cincin emas, Kusnaini pun mengeluarkan  barang-barang lain yang ditemukan suami dan anaknya. Ada serbuk emas yang dia bungkus dengan pelastik obat, keramik China yang diduga berasal dari Dinasti Tang, anting-anting, mangkuk perunggu, manik-manik dan gerabah.

Lokasi Temuan Jadi Cagar Budaya

Menyoal temuan warga yang diduga barang peninggalan kerajaan Sriwijaya. Sangat menyayangkan, sebab temuan tersebut tidak hanya dibuat koleksi sama penemunya. Bahkan terdengar temuan-temuan maha karya leluhur tersebut sudah ada yang di jual. Melihat fenomena seperti ini, sungguh menyayangkan. Harusnya peninggalan yang diduga bersejarah lantaran tinggalan Kerajaan Sriwijaya yang terpendam ratusan tahun yang lalu itu bisa buat pelajaran atau referensi sejarah. Agar generasi penerus bangsa bisa mengetahui bahwa di Indonesia dulunya ada kerajaan yang besar.

Pemerintah, khususnya pemda tingkat II harus turun ke lapangan di tempat warga menemukan benda-benda bersejarah itu. Kalau dilihat dan meruntut sejarah masih ada kaitannya dengan kerajaan Sriwijaya. Lebih baiknya lokasi temuan itu ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya. Sebab kalau tidak, sampai sakarang warga akan terus mencari benda-benda tersebut. Akan tetapi, akan berbeda cerita ketika lokasi temuan itu sudah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya. Pastinya mereka akan takut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Cagar Budaya. Tentang dilarang merusak, mengubah atau memindahkan aset cagar budaya.

Sumber: Posmo

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Kisah Penemuan Harta Karun Sriwijaya

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Kisah Penemuan Harta Karun Sriwijaya

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: