Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Memetik Hikmah dari Umrah

Memetik Hikmah dari Umrah

Diposting pada 5 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 366 kali / Kategori:

Umrah atau yang biasa disebut “Haji Kecil” adalah sebuah kunjungan prosesi atau ritual ke Masjidil Haram di Mekkah, Saudi Arabia. Umrah diartikan secara etimologi adalah berkunjung. Sedangkan secara terminologi adalah mengunjungi Baitullah dengan amalan-amalan tertentu. Umrah dilaksanakan kapan saja, tidak terikat pada bulan tertentu.

Berbeda dengan Haji yang merupakan prosesi ritual yang ketat dan sangat prosesual, maka Umrah adalah “Haji yang lebih longgar” setiap muslim berkewajiban melaksanakan ibadah haji sepanjang terpenuhi semua ketentuannya. Hal ini disinggung dalam Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran: 97 “Mengerjakan haji adalah kewajiban terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan ke Baitullah.” Allah juga berfirman : “Dan sempurnakanlah Ibadah Haji dan Umrah karena Allah ,” (QS. Al-Baqarah: 196).

Pengalaman Umrah mengajarkan beberapa hal. Pertama kita benar-benar merasa seperti tamu Allah di tanah suci. Nampak Ribuan jamaah melantunkan doa sebanyak-banyaknya, termasuk mengucapkan doa yang dititipkan sanak saudara. Terasa sekali umrah merupakan ibadah dan ritual perjalanan suci. Setiap perbuatan baik dalam perjalanan umrah terhitung sebagai ibadah, bahkan sekadar membantu jamaah yang tersesat atau berbagai makanan atau minuman dengan sesama musafir.

Salah satu yang memotivasi jamaah berdoa adalah sebuah hadis yang menyebutkan bahwa umat islam yang menunaikan ibadah haji dan umrah hadir sebagai tamu Allah. Sebutan “tamu” adalah sebagai sosok yang dihormati kehadirannya dan jika meminta sesuatu niscaya akan dikabulkan oleh tuan rumah. Lebih lengkapnya tertera dalam hadits riwayat Ibnu Majah, “Orang yang mengerjakan haji dan umrah adalah tamu Allah Azza Wajalla dan para pengunjung-Nya, jika mereka meminta kepadaNya niscaya diberiNya. Jika mereka memohon ampun niscaya Dia menerima doa mereka. Dan jika mereka meminta syafaat niscaya mereka diberi syafaat.”

Dalam ibadah umrah setiap jamaah melantunkan kalimat-kalimat talbiyah dan thayibah. Dengan demikian, lisan dan hati senantiasa ingat kepada Allah. Maka salah satu pertanda umrah seseorang diterima Allah adalah ketika seusai umrah ia mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Jika memiliki rezeki tak pelit berbagi dengan sesama manusia, jika ditimpa musibah jadi lebih sabar dan memohon kepada Allah untuk dikuatkan bathinnya. Umrah merupakan ritual yang dilakukan tidak setiap hari. Oleh karena itu umrah merupakan momen paling tepat untuk introspeksi diri. Ketika melihat langsung Baitullah di depan mata, banyak jamaah yang menitikkan air mata, kita semua berbaur dengan jutaan manusia dengan tujuan yang sama yakni untuk memohon Ridha Ilahi Rabbi.

Baju ihram putih adalah simbol berserah diri sebagai mahluk-Nya. Tidak ada yang mengenakan pakaian berwarna meski jamaah umrah datang dari seluruh penjuru dunia. Semua sama perlakuannya dan tidak dibeda-bedakan antara yang miskin dan yang kaya, semua sebagai pengingat bahwa di hadapan Allah yang membedakan kita hanyalah iman dan takwa.

Perjalanan jauh yang harus ditempuh terkadang menjadi momen khusus untuk introspeksi kesalahan di masa lalu agar tidak mengulang dosa yang sama di kemudian hari. Saat sa’i misalnya akan terkenang perjuangan Hajar ketika mengupayakan air untuk si Kecil Ismail AS. Sementara kita mungkin tidak menghargai nikmat yang diberikan tanpa syarat.

Hikmah umrah lainnya adalah jalinan ukhuwah atau persaudaraan sesama Islam sangat terjaga. Berbagai mazhab hadir untuk satu ritual yang sama, tetapi hukum fikihnya mungkin sedikit berbeda. Namun, perbedaan yang demikian tidak menjadi sumber kericuhan dan sesama jamaah saling menghargai satu sama lain. Ketika shalat berjama’ah mungkin banyak perbedaan terkait fikih gerakan shalat antara jamaah yang berbeda mazhab, tetapi semua patuh pada satu imam yang menjadi pemimpin shalat di Baitullah.

Tantangan dalam melakukan umrah ialah kita dilatih untuk bisa bersabar. Saat beribadah bersama jutaan muslim seluruh dunia maka harus membiasakan budaya antre agar selalu tertib dan tidak terjadi kricuhan. Jangan hanya karena berebut melempar jumrah atau mencium Hajar Aswad maka harus mengorbankan sesama jamaah dan menghalalkan segala cara. Sabar dan disiplin dibutuhkan untuk menghormati hak jamaah umrah yang lain. Di tanah suci, ketika umrah dan haji kesabaran seorang muslim benar-benar diuji.

Salah satu yang memberatkan pada saat umrah adalah cuaca di Mekkah yang cukup panas, suhunya mencapai 37 oC di waktu pagi, kemudian suhu berangsur-angsur meningkat hingga mendekati angka 50 oC. Akibatnya kulit menjadi kering bersisik keputih-putihan, bibir kering bahkan hampir mimisan. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan mengurangi berada di daerah luar yang langsung terpapar sengatan panas matahari. Selain itu bisa juga dengan menyemprotkan air ke wajah menggunakan botol spray dengan tujuan untuk menyejukkan wajah.

Disamping itu, perlu juga manajemen waktu, berusaha agar dapat shalat berjamaah lima waktu di masjid Nabawi  atau di Masjidil Haram. Untuk mendapatkan posisi shalat di dalam masjid seluruh jamaah harus datang lebih awal dikarenakan jumlah jamaah yang berjuta-juta orang dri seluruh penjuru dunia. Akibatnya waktu istirahat atau jam tidur hanya sekitar dua jam saja demi melakukan ibadah semaksimal mungkin. Tentu saja semua tantangan ini bisa dilalui jika kita ikhlas beribadah kepada Allah. Dalam hadis yang diriwayatkan Buhari dinyatakan bahwa suatu umrah ke umrah lainnya mampu menghapuskan dosa antara keduanya. Haji yang mabrur dijanjikan ganjarannya adalah syurga. Maka hikmah umrah terbesar adalah pengampunan dosa bagi yang sungguh-sungguh melaksanakan ritualnya.

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai ?

Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Memetik Hikmah dari Umrah

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Memetik Hikmah dari Umrah

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: