Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Mengikuti Tradisi Nyadran Mbah Pereng Cak’angi, Babat, Lamongan, Jatim Bekso Tayub Simbol Ngabekti Leluhur

Mengikuti Tradisi Nyadran Mbah Pereng Cak’angi, Babat, Lamongan, Jatim Bekso Tayub Simbol Ngabekti Leluhur

Diposting pada 5 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 507 kali / Kategori:

Mengikuti Tradisi Nyadran Mbah Pereng Cak’angi, Babat, Lamongan, Jatim
Bekso Tayub Simbol Ngabekti Leluhur

Bulan Dzulhijjah atau bulan Besar di tlatah Lamongan Barat banyak sekali gelaran tradisi yang dihelat oleh masyarakat desa. Menariknya mereka seakan tak terpengaruh gemuruhnya  peradaban modern, budaya dan tradisi turun temurun yang masih diugemi hingga kini. Salah satu tradisi yang rutin digelar di Dusun Pereng cak’angi ini adalah budaya tayup dan penyembelihan kambing gundul sebagai simbol rasa syukur kepada leluhur cikal bakal dusun berkapur ini.

Minggu (9/9) lalu di dusun Pereng cak’angi mengadakan upacara nyadran, sedekahan dateng bumi sebagai ungkapan rasa syukur pada ibu pertiwi. Pagi-pagi masyarakat dusun Pereng membawa berkatan yang dibawa dipikul seperti membawa daun jati. Sepikul berisi jajanan kampung hasil olahan warga setempat dan satu tumpeng besar. Upacara nyadran dan dedo’a dipimpin oleh modin setempat dan mauidhoh hasanah oleh ustadz  Salman dari kampung tetangga kampung, menjentrehkan kearifan budaya lokal ini perlu dilestarikan karena mengandung nilai ajaran leluhur, adab sopan santun, totokromo agar selalu terpatri dan tidak pudar. Kebersamaan dan kerukunan saling membantu diantara warga dengan selalu salam, sopo lan senyum sehingga tercipta iklim kekeluargaan yang mengakar.

Selain itu nyadran yang dilakukan juga merupakan wujud syukur pada gusti Allah, karena segala usaha warga sini baik di bidang pertanian, perladangan, usaha perdagangan memperoleh hasil yang maksimal dan dijauhkan dari bencana, gangguan alam dan suasana. Semua ini terkait dengan rezeki “Semua rezeki itu datangnya tiba-tiba, tetapi atas usaha dan ketekunan diri kita sendiri dan canpur tangannya gusti kang maha kuaos”, kata Modin saat menemani wartawan ini makan jajanan manis dari bahan ketan kelapa.

Allahu Akbar, Allahu Akbar… Bismillaahirrohmaanirrohiim, bless terpotong sudah kepala  wedus gundil (kambing jowo) dekat pohon dandu alas yang dibawahnya ada sumur besar walau musim kemarau seperti saat ini, airnya tak pernah surut. Rangkaian nyadran dusun Pereng ini seperti biasanya, setelah tumpengan dan mauidhoh hasanah ditutup doa secara islam. Dilanjut pemotongan kambing asli piaraan warga, dimaksud untuk pembersihan diri, agar dusun ini jauh dari pertumpahan darah, selalu aman nyaman dan rukun dengan mengalirnya darah di tlatah ini.

Jika warga yang putri menyiapkan ubah rampe untuk makanan dan selalu dimasak rawon sate dan gorengan. Sedangkan warga lelakinya menyiapkan terop, sound sistem dan karpet  biru sebagai arena untuk langen bekso, tari bekso, tari tayuban. Merupakan wujud rasa syukur usai penat selama ini, ngleres ati ngleres roso diiringi musik gending Jawa yang ntremno ati, dengan gerakan gerakan lemah gemulai, ada yang mirip jurus kungfu pendekar mabuk walau di altar sini tak ditemui lagi minuman keras baik produksi pabrik maupun minuman keras produk omahan.

Saat rehat karena adzan sholat dzuhur, warga laki perempuan tumplek blek makan bareng olahan rawon pawon deso, sate dan gorengan, “inilah pak yang kutunggu menikmati rawon deso, rah usah bayar (gratis) tak kalah dengan rasa rawon setan yang melegenda,” kata taupik warga pereng yang kerjo di Perak Surabaya diamini Sarmin peternak burung di Jombang, maknyus pak.

Kesederhnaan Mbah Pereng

Saat posmo mendekati kang Amin, lelaki kekar bertahi lalat di bawah mata kirinya, “Gak ada cak Pink disini, no drug no alkohol,” kelakar serius, maklum guru tsanawiyah. Amin meyakinkan di Pereng sini gak ada minuman keras, baik tuak, bir maupun topi miring, semua dikemas dalam koridor Islam yang Jawa. Acara diskors sebentar guna sholat dzuhur dan nanti dilanjutkan dari tayubnya jam satu hingga matahari diufuk barat selesainya dan bersih seperti  hari-hari sebelumnya.

Dengan ditemani kang guru Marnus, dari nelisik tempat gemblengan dan pembuatan senjata rahasia jaman Mojopahit, melanjut dusun Sanggrahan yang hanya mempunyai warga selalu kurang dari 7 KK, sampailah posmo di makam Pereng ini sebelum acara nyadran minggu. Memasuki areal ini sungguh tercekat hati ini, betul-betul luar biasa energinya. Narik nafas sebentar usai memarkir tunggangan Niponnya, guru Marnus segera meminyaki pohon-pohon kecil yang menghalangi perjalanan dalam makam guna berdoa di makam leluhurnya. Beberapa saat kemudian dia mengajak ke pohon beringin besar umurnya kira-kira lebih dua ratus tahunan dia menceritakan kalau makam buyut Pereng itu sejatinya di bawah pohon beringin itu.

“Menurut Mbah Saya dulu cak pink, makam Mbah buyut Pereng di situ hilang karena membesarnya pohon itu (sambil menunjuk pohon raksasa),” katanya pada posmo sambil selfian. Atas seizin guru Marnus, posmo melakukan pendeteksian tlatah pereng ini. Hmmm..hmmm tiba-tiba ada angin  dari utara tlatah padepokan Talun, ada suara gaib kalong/ kelelawar coklat berterbangan di atas makam pereng ini, miris sekali suarane, energine luar biasa.

Dengan konsentrasi penuh, merapal doa-doa, dan gerakan gedruk jagad plus getaran sinar alfa, pelan-pelan… Angin berangsur melenyap kesunyian menyergap tlatah di siang sabtu pahing, disertai bau khas kelelawar, wartawan diberi bocoran di atas pohon dandu alas dan beringin tua ada sekumpulan kalong dan ada satu kalong yang menyolok warnanya coklat keemasan. Inikah ratu kelelawarnya, betulkah disini istananya kalong emas menguasai seluruh tlatah gunung kapur dan alas Cak’angi ini. Cerita ini tersimpan dan menjadi teka-teki sampai terwujudnya tulisan ini, karena sesepuh warga sini tak ada yang bisa menjawabnya, atau tidak berani menjawabnya. Wallahu A’lam bis showab.

Posmo

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Mengikuti Tradisi Nyadran Mbah Pereng Cak’angi, Babat, Lamongan, Jatim Bekso Tayub Simbol Ngabekti Leluhur

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Mengikuti Tradisi Nyadran Mbah Pereng Cak’angi, Babat, Lamongan, Jatim Bekso Tayub Simbol Ngabekti Leluhur

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: