Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Mengunjungi Candi Ngetos di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah R. Hayam Wuruk

Mengunjungi Candi Ngetos di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah R. Hayam Wuruk

Diposting pada 16 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 625 kali / Kategori:

Ada yang bilang bahwa Indonesia merupakan sebuah wilayah 1001 candi. Sebab di Indonesia, banyak tersebar, dan berkali-kali ditemukan candi-candi baru yang tentunya mendongkrak wisata sejarah di setiap daerah. Salah satunya yakni di kota Nganjuk, yaitu Candi Ngetos.

Nganjuk merupakan sebuah kota kecil yang memiliki potensi dalam berbagai sektor kehidupan. Salah satu diantaranya dalah sektor pariwisata. Tidak hanya keindahan panorama alam saja yang ditawarkan oleh beberapa objek wisata Nganjuk, melainkan pula objek wisata yang mengandung unsur historis (Sejarah Nganjuk), dan juga nilai-nilai budaya. Salah satu wisata yang menonjolkan unsur historis di Kabupaten Nganjuk adalah Candi Ngetos yang merupakan salah satu candi Hindu yang berada di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur. Candi ini didirikan pada abad ke-15 pada zaman kerajaan Majapahit.

Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos, sekitar 17 Kilometer arah Selatan Kota Nganjuk. Bangunannya terletak di tepi jalan beraspal antara Kuncir dan Ngetos. Konon candi ini dibuat pada abad XV (kelima belas) yaitu pada zaman kerajaan (Majapahit) yang dibuat sebagai tempat pemakaman  Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bangunan ini secara  fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.

Merujuk pada arca yang ditemukan di Candi ini, yaitu berupa arca Siwa dan arca Wisnu, dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa – Wisnu. Kalau dikaitkan dengan agama yang dianut raja Hayam Wuruk, amatlah sesuai. Menurut Kang Wahid (53), salah seorang warga, dahulu kala, di dekat candi pernah ada satu candi lagi, hanya ukurannya lebih kecil sekitar 8 meter persegi, tetapi bentuk keduanya sama. “Di Ngetos dulu terdapat dua buah candi yang bentuknya sama (kemvar), sehingga mereka namakan Candi Tajum. tidak banyak yang tahu, cerita yang sebenarnya mengenai Candi Ngetos, sebab hanya sepenggal-sepenggal saja,” terangnya.

Jika dilihat, bangunan utama candi tersebut dari batu merah, yang masih bisa dilihat tinggal bagian induk candi dengan ukuran panjang candi (9,1 m), tinggi badan (5,43 m), tinggi keseluruhan  (10 m), saubasemen (3,25 m), besar tangga luar (3,75 m), lebar pintu masuk (0,65 m), tinggi undakan menuju ruang candi  (2,47 m), ruang dalam (2,4 m).

Relief pada Candi Ngetos terdapat empat buah, tetapi sekarang hanya tinggal satu, yang tiga telah hancur. Di sebelah kanan dan kiri candi terdapat dua relung kecil yang diatasnya terdapat ornamen yang mengingatkan pada belalai makara. Namun jika diperhatikan lebih seksama, ternyata suatu bentuk spiral besar yang diperindah. Dindingnya terlihat kosong, hanya di atasnya terdpat motif daun yang melengkung ke bawah dan horisontal, melingkari tubuh candi bagian atas.

Yang menarik adalah motif kalanya yang amat besar, yaitu berukuran tinggi 2 x 1,8 meter. Kala tersebut masih utuh terletak  di sebelah selatan. Wajahnya nampak seram, dan ini menggambarkan bahwa kala tersebut mempunyai kewibawaan yang besar dan agaknya dipakai sebagai penolak bahaya. Motif kala semacam ini didapati hampir pada seluruh percandian di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Motif ini sebenarnya berasal dari India, kemudian masuk Indonesia pada zaman Hindu. Umumnya,  di Indonesia motif semacam ini terdapat pada pintu-pintu muka suatu percandian.

Di Candi Ngetos sekarang ini tidak didapati lagi suatu arcapun. Namun menurut penuturan  beberapa penduduk, bahwa di dalam candi ini terdapat dua buah arca, paidon (tempat ludah) dan baki yang semuanya terbuat dari kuningan. Konon, di candi pernah diketemukan sebuah arca Wisnu, yang kemudian disimpan di Kediri. Sedangkan yang lain tidak diketahui tempatnya.

Dibangun Raden Condromowo

Berdasarkan mitos yang berkembang, candi ini dipercaya sebagai tempat pendharmaan hayam Wuruk, raja tersbesar Majapahit yang bergelar Rajasa negara. yang mendirikan candi ini adalah paman hayam Wuruk, yakni raja Ngabei Siloparwoto dengan patihnya bernama Raden Bagus Condrogeni atau Condromowo dari kerajaan vassal Majapahit yang bernama ngatas Angin (sekarang di sekitar Nganjuk). Candi ini didirikan di lereng Gunung Wilis yang merupakan salah satu gunung suci di tanah Jawa. Pendirian candi yang terletak di lereng gunung dimaksudkan agar bangunan suci berada lebih dekat dengan kediaman para dewa. Karena menurut  kepercayaan pada masa silam, puncak gunung merupakan kediaman para dewa.

Diceritakan, bahwa Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai keponakan yang bernama Hayam Wuruk yang menjadi Raja di Majapahit. Hayam Wuruk semasa hidup sering mengunjungi pamannya dan juga Candi Lor. Kemudian berwasiat, bahwa nantinya ketika Hayam Wuruf wafat, jenasahnya dibakar dan abunya disimpan di Candi Ngetos. Namun bukan pada  candi yang sekarang ini, melainkan pada candi yang sekarang sudah tidak ada lagi.

Selanjutnya diceritakan, bahwa Raja Ngatas Angin R. Ngabei Selupurwoto mempunyai saudara di Kerajaan BantarAngin Lodoyo (Blitar) bernama Prabu Klono Djatikusumo, yang kelas digantikan oleh Klono Joyoko. Raja-raja ini ditugaskan oleh Hayam Wuruk untuk membuat kompleks percandian. Raden Ngabei Selupurwoto di kompleks Ngatas ANgin menugaskan Empu Sakti Supo (Empu SUpo) untuk membuat kompleks percandian di Ngetos. Karena kesaktiannya maka dalam waktu yang tidak terlalu lama tugas tersebut dapat diselesaikan sesuai petunjuk.

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Mengunjungi Candi Ngetos di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah R. Hayam Wuruk

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Mengunjungi Candi Ngetos di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah R. Hayam Wuruk

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: