Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Menyibak Sosok Mbah Fanani Tinggalkan Istri dan Anak, untuk Lelaku Tapa Brata

Menyibak Sosok Mbah Fanani Tinggalkan Istri dan Anak, untuk Lelaku Tapa Brata

Diposting pada 6 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 479 kali / Kategori:

Menyibak Sosok Mbah Fanani
Tinggalkan Istri dan Anak, untuk Lelaku Tapa Brata

Mbah Fanani memang menjadi sosok yang penuh misteri. Bukan hanya karena kisahnya yang berpuluh-puluh tahun bertapa di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. namun banyak misteri lain yang menyelimuti sosok berusia lebih dari 100 tahun itu. Lantas mengapa Pertapa Dieng ini hijrah ke Pertilasan Dampu Awang?

Hingga kini alasan kepindahan Mbah Fanani dari Dieng ke Balongan masih menjadi misteri. Banyak yang beranggapan kepindahan Mbah fanani mengandung banyak makna. Salah seorang yang mengantar Mbah Fanani ke Petilasan Dampu Awang, Toha (42), buka suara. Rupanya Mbah Fanani juga dikenal dengan nama Syekh Fanani. Selama ini Mbah Fanani dikenal dekat dan kerap menjalin komunikasi dengan Abah Rojab atau Syekh Rojab, yang tak lain adalah ayah kandung Toha.

Menurut Toha, Mbah Fanani berasal dari Benda Kerep, Cirebon, yang dikenal sebagai salah satu tempat sakral. Di tempat itu pula lahir banyak hal kiai maupun ulama besar yang berpengaruh di Jawa Barat hingga Indonesia. “Beliau Mbah fanani punya isteri, namanya Nyai Zaenab,” ujar Toha saat ditemui di patilasan Dampu Awang.

Pernikahannya itu dikaruniai satu anak perempuan yang kini dikenal dengan nama Nyai Mariam, isteri seorang ulama besar di Cirebon. Namun, sejak berusia 7 bulan di kandungan, Nyai Mariam sudah ditinggal pergi oleh Mbah Fanani karena mulai ‘bertapa’ di berbagai daerah.

Toha menuturkan, beberapa hari berada di petilasan, Mbah Fanani sempat menanyakan keberadaan anak semata wayangnya itu. Bahkan dengan ucapan terbata-bata, Mbah Fanani mengungkapkan kerinduannya. “Beliau sampai meneteskan air mata. Namun sampai sekarang anaknya belum kesini. Kabar terakhir katanya lagi Umrah,” ucapnya.

Lebih lanjut Toha mengungkapkan, sebenarnya pihak keluarga beberapa tahun lalu sempat akan menjemput Mbah Fanani di Dieng. Apa daya, Mbah Fanani menolak karena anaknya tidak ikut menjemput dan memilih diam di bus rombongan.

Disinggung soal umur Mbah Fanani, Toha memprediksi telah lebih dari 100 tahun. hal tersebut lantaran Abah Rojab sendiri sudah berusia 90 tahunan. “Kalau pastinya saya kurang tahu. Bayangkan saja, di Dieng itu sudah hampir 35 tahun, belum lagi di tempat-tempat lain. Jadi perkiraan di atas 100 tahun,” katanya.

Saat ini Mbah Fanani berada di sebuah kamar khusus yang berada di dalam Mushalla  Petilasan Dampu Awang, Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Selasa 18 April, Abah Rojab tiba dari Kalimantan dan kini tinggal berdua dalam kamar tersebut.

Bertapa di tempat Tak Lazim

Kini alasan kepindahan Mbah Fanani dari Dieng ke Balongan masih menjadi misteri. Toha menyebut kepindahan tersebut tak lain sebagai pertanda akan terjadinya suatu hal. Selain itu, Mbah Fanani kerap memanjatkan doa untuk daerah yang disinggahinya karena akan terjadi sesuatu hal besar.

“Seperti kalau Abah  (Rojab) dan Mbah Fanani cerita, Dieng sering nangis. Karena, semenjak pemerintah memfasilitasi masyarakat  melihat sunrise, tidak kurang dari 500 kondom bekas ditemukan. Artinya, gunung sudah ternodai. Dan itulah peringatan untuk masyarakat Dieng,” beber Toha, Kamis (20/4/2017).

Dari kesaktian Mbah Fanani diceritakan bahwa jauh  sebelum terjadinya tanah longsor di Gunung Perahu, Mbah Fanani juga telah memberikan isyarat. Kala itu Mbah Fanani pernah meminta segera pindah tempat dengan perahu, rupanya perahu itu belakangan diketahui sebagai Gunung Perahu. Soal kepindahan Mbah Fanani kali ini ke Indramayu, Toha mengaku pernah mendapat bocoran. Menurutnya, Indramayu, yang telah dicanangkan  sebagai daerah lumbung pangan nasional, rupanya  juga terancam oleh bencana nasional.

Hal itu seiring dengan pembuatan Waduk Jatigede, yang pembangunannya menenggelamkan puluhan situs petilasan dan makam tanpa perhitungan. Waduk tersebut diprediksi baru akan penuh terisi air setelah tiga musim. Namun belakangan, air sudah hampir penuh karena tidak ada kemarau panjang. eberapa kubik air itu karena empat kecamatan yang ditenggelamkan, sementara satu-satunya pelarian air hanya ke Cimanuk, yang mengaliri Indramayu. Sedangkan kondisi Cimanuk sekarang sudah disekat-sekat,” ujarnya.

Prediksi lain yang masih menjadi misteri adalah saat Mbah Fanani mengatakan akan ada peyusup yang  mengoyak Indonesia. Penyusup itu masuk dengan menggunakan pesawat. “kalau yang itu saya juga kurang paham maksudnya. Hanya beliau (Mbah Fanani) yang tahu,” pungkas Toha.

Sosok Mbah Fanani sebagai pertapa di era modern seperti saat ini memang penuh kontroversi. Namun, di balik kontroversi itu rupanya Mbah Fanani  sudah menjalankannya sejak lama dan bukan hanya di Dieng. Beberapa sumber menyebutkan Mbah Fanani pernah bertapa di berbagai daerah, mulai Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. terakhir kali sebelum naik ke Dieng, Wonosobo, Jateng, Mbah Fanani disebut-sebut bertapa di Cirebon dan Subang, “Setahu Saya hanya di pulau Jawa, di luar itu tidak pernah,” ucap Toha di petilasan Dampu Awang, desa Sudimampir, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Uniknya, kata Toha, Mbah Fanani tidak mau berdiam atau ‘bertapa’ di tanah-tanah tertentu. “Beliau tidak mau berdiam di tanah dapat warisan, dapat wakaf, tanah jariah, tanah hibah dan tanah yang dibeli. Jadi ya seperti di Dieng itu,” ungkapnya.

Posmo

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai? Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Menyibak Sosok Mbah Fanani Tinggalkan Istri dan Anak, untuk Lelaku Tapa Brata

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Menyibak Sosok Mbah Fanani Tinggalkan Istri dan Anak, untuk Lelaku Tapa Brata

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: