Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Ki Sukma
● online
Ki Sukma
● online
Halo, perkenalkan saya Ki Sukma
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Padepokan Inti Semesta Jasa Spiritual Terbaik & Terpercaya

Beranda » Blog » Sejarah Silat Terumbu Aliran Tertua Beladiri Khas Banten

Sejarah Silat Terumbu Aliran Tertua Beladiri Khas Banten

Diposting pada 4 January 2022 oleh Ki Sukma / Dilihat: 214 kali / Kategori:

Aliran silat Terumbu adalah aliran silat yang muncul di Banten sebelum aliran silat Bandrong. Aliran silat ini dikenal memiliki kuda-kuda yang rendah nyaris dekat dengan tanah, sehingga dalam pembelajarannya organ kaki terlatih untuk menjadi kuat. Aliran terumbu memang dipersiapkan untuk permainan silat dengan kuda-kuda pendek, rendah dekat dengan permukaan tanah. Jika dibandingkan dengan aliran silat Bandrong dan Cimande maka posisi kuda-kuda Terumbu terbilang paling rendah.

Aliran silat Terumbu dikenal sebagai silatnya para Ulama/ Kyai. karena sejak zaman dahulu aliran ini mayoritas dimiliki oleh kaum Ulama dan Kyai di Banten. Berbeda dengan aliran silat lain yang masih asli Banten yaitu Bandrong, dikenal sebagai silatnya para jawara dan prajurit Banten. Pada masa sekarang aliran silat Terumbu sudah mulai terbuka untuk semua kalangan tidak terbatas pada golongan tertentu.

Sejarah Munculnya Aliran Silat Terumbu

Terumbu adalah nama seorang ulama yaitu Kiyai Terumbu yang merupakan ulama besar Banten pada Abad 15 sebelum Maulana Hasanudin menjadi Sultan di Kerajaan Banten dan pada masa tersebut kerajaan Banten belum menjadi kerajaan islam. Kyai Terumbu bermukim di suatu kampung (yang kelak diberi nama sesuai dengan namanya yaitu Kampung Terumbu), beliau mempunyai 5 orang anak dan anak pertama bernama Abdul Fatah.

Menjelang usia dewasa Abdul Fatah pernah mempunyai istri dari manusia dan usianya tidak lama dan Abdul Fatah ingin mencari seorang istri lagi tetapi tidak ada yang mau di peristri oleh Abdul Fatah karena takut usianya tidak lama seperti istri sebelumnya dan Abdul Fatah mengembara dari satu kampung ke kampung lainnya tapi belum juga mendapatkan jodoh. Akhirnya beliaupun menghadap kepada Ki Terumbu untuk meminta saran agar cepat mendapatkan seorang istri. Ki Terumbu pun memberikan saran, untuk menjadi seorang Aulia Allah harus menikah dengan bangsa jin islam, dan tentu hal ini tidak mudah. Untuk memenuhi syarat ini Ki Terumbu menyarankan agar membuat suatu sumur pemandian di suatu kampung yang terdapat alas-nya (Bahasa daerah Banten artinya Hutan) yang tidak pernah dijamah oleh manusia, apabila sumur tersebut berhasil  digunakan mandi oleh jin perempuan islam, maka Abdul Fatah harus mengambil salah satu pakaian jin tersebut .

Abdul Fatah menjalankan saran Ayahnya (Ki Terumbu) untuk membuat suatu sumur pemandian pertama di kampung kasemen, tapi setelah beberapa waktu dilihat ternyata belum ada tanda-tanda adanya jin tersebut, Abdul Fatahpun membuat lagi sumur pemandian di kampung pontang sekarang tirtayasa tetapi belum juga berhasil. Dan akhirnya beliau meminta saran Ki Terumbu lagi dan Ki Terumbu menyarankan agar membuat sumur yang bernama sumur pulauan di kampung yang ditempati oleh ki terumbu kp. Padadaran ( sekarang kp. Terumbu ), setelah sumur itu dibuat selang 3 hari kemudian akhirnya Abdul Fatah menemukan tanda-tanda bahwa sumur pemandian yang di buatnya terlihat keruh pada malam hari. Keesokan harinya beliau mengintip sumur tersebut dan menemukan tiga jin perempuan sedang mandi lalu beliau mengambil salah satu baju jin perempuan tersebut, aksi ini diketahui oleh kedua jin lainnya  kemudian segera mengambil pakaiannya dan menghilang sedangkan jin perempuan yang satunya lagi masih ada di sumur pemandian tersebut tidak bisa menghilang karena pakaiannya dipegang oleh Abdul fatah dan di sembunyikan di lumbung pari agar tidak ditemukan oleh jin tersebut.

Menyadari hal ini Abdul Fatah pun memberikan pakaian manusia untuk di kenakan oleh jin perempuan tersebut. Jin tersebut langsung dibawanya kerumah Ki Terumbu untuk langsung dinikahkan dengan wali hakim. Setelah dinikahkan oleh ki terumbu, beliau memberi pesan kepada Abdul Fatah bahwa kedua mempelai bisa hidup normal seperti manusia biasa dengan catatan jangan sampai istrinya mengenakan baju jinnya kembali, apabila mengenakannya isterinya akan segera menghilang, Abdul Fatah pun  segera mengikuti nasehat Ki Terumbu. Hasil pernikahan Ki Beji (Nama lain Abdul Fatah) dengan jin perempuan tersebut dikaruniai 3 orang anak diantaranya : anak pertama bernama Tanjung anom, anak kedua bernama Kudup melati, anak ketiga bernama Dewi Rasa.

Pada waktu Syarif Hidayatullah akan menghadiri Rapat Dewan Walisongo, beliau membawa anaknya yaitu Maulana Hasanuddin ( sebelum menjadi Raja Kesultanan Banten ) kepada Ki Beji untuk dititipkan sementara syarif Hidayatullah Rapat dengan Walisongo di Demak beserta Ki Beji (Hal ini merupakan salah satu karomah Ki Beji, sementara dititipkan Anaknya Syarif Hidayatullah beliau juga masih bisa mengikuti Rapat Dewan Walisongo). Perjalanan menuju Demak memakan waktu 3 hari 3 malam untuk sampai lokasi Mesjid Demak dan pulangnya memakan waktu 3 hari 3 malam. Pada waktu perjalanan menuju Demak ada beberapa kejadian penting diantaranya :

1. Pada hari pertama perjalanan Ki Beji menemukan burung dara mati di depannya dan Ki Beji pun menangisi Burung dara tersebut dan berkata: andai saja ya Allah burung ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya, dan seketika itu pun Allah mengabulkan permintaan Ki Beji. Burung dara itu pun langsung hidup dan berkata kepada Ki Beji : jika Ki Beji butuh pertolongan maka saya akan membantu Ki Beji dengan cara menginjak bumi 3 kali, Ki Beji mengiyakan permintaan Burung itu lalu burung tersebut pun menghilang.

2. Pada hari kedua Ki Beji menemukan belut putih mati didepannya dan Ki Beji pun menangisi belut putih tersebut dan berkata : andai saja ya Allah belut putih ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya, dan seketika itu pun Allah mengabulkan permintaan Ki Beji. belut putih itupun hidup kembali dan berkata kepada Ki Beji : jika Ki Beji butuh pertolongan maka saya akan membantu Ki Beji dengan cara menginjak bumi 3 kali, Ki Beji pun mengiyakan permintaan belut putih itu, lalu belut putih tersebut langsung menghilang.

3. Pada hari ketiga Ki Beji menemukan lalat besar mati didepannya dan Ki Beji pun menangisi lalat besar tersebut dan berkata :  andai saja ya Allah lalat besar ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya, dan seketika itupun Allah mengabulkan permintaan Ki Beji. lalat besar itupun langsung hidup dan berkata kepada Ki Beji : jika Ki Beji butuh pertolongan maka saya akan membantu Ki Beji dengan cara menginjak bumi 3 kali, Ki Beji pun mengiyakan permintaan lalat besar itu, lalu lalat besar tersebut pun menghilang.

4. Pada malam terakhir perjalanan pulang menuju Kp. Terumbu Banten, Ki Beji menemukan Burung Garuda mati didepannya dan Ki Beji pun menangisi Garuda mati tersebut dan berkata : andai saja ya Allah Garuda mati ini hidup dapat berguna bagi anak dan keluarganya, dan seketika itupun Allah mengabulkan permintaan Ki Beji. Burung Garuda itupun langsung hidup dan berkata kepada Ki Beji : jika Ki Beji butuh pertolongan maka saya akan membantu Ki Beji dengan cara menginjak bumi 3 kali, Ki Beji pun mengiyakan permintaan Garuda itu, lalu Garuda itu pun menghilang.

Sesampainya Ki Beji di rumah, beliau kaget karena mencari cari istrinya tidak ada di rumah, dan Ki Beji langsung kerumahnya Kiyai Terumbu menanyakan keberadaan istrinya yang hilang. Ki terumbu mengingatkan kepada Ki Beji sebelum berangkat, agar kunci gudang ( lumbung ) tempat menyimpan baju jin istrinya agar tidak diberikan kepada istrinya Ki Beji, Ki besus ( penjaga rumah Ki Beji ) yang di amanati Ki Beji agar menjaga kunci tersebut tidak di berikan kepada siapapun termasuk istrinya. Ternyata ki besus hilaf akan tugasnya ketika itu ki besus tertidur ketika menjaga rumah dan tanpa disadari istri Ki Beji mencurinya dan langsung menghilang. Ki Beji seharusnya tahu isyarat pada waktu perjalanan pulang menemukan Burung garuda mati tersebut bisa membawa Ki Beji ke negeri Jin menurut Ki terumbu. Maka seketika itu Ki Beji langsung memanggil Garuda itu dan langsung datang, dan langsung membawa Ki Beji ke negeri jin tempat istrinya tinggal. Sampailah Ki Beji ke negeri Jin dengan Garuda, di pintu gerbang Ki Beji menemukan penjaga negeri jin dan melarang manusia memasuki negerinya, tapi Ki Beji bersikeras akan membawa pulang ke dunia istrinya. Penjaga itupun mempersilahkan Ki Beji membawa istrinya dengan beberapa syarat :

   1. Ki Beji dikasih keranjang untuk mengangsu air ke negeri jin

Dalam pikirannya beliau berpikir bagaimana mengangsu air dengan keranjang sedangkan keranjang itu bolong bolong, dan beliaupun teringat pada belut putih yang hidup di air. Dan dengan bantuan belut putih itu Ki beji dapat mengangsu air dengan cara keranjang tersebut di lilit dengan tubuh belut putih tersebut.

2. Ki beji di suruh membawa kacang ijo sekarung dibuang oleh penjaga negeri jin ke dunia agar membawanya kembali utuh menjadi satu karung kembali. Dan Ki beji meminta bantuan kepada burung dara untuk memakan semua kacang yang bercecer dan memasukkan kembali ke karung untuk di bawa ke negeri jin

3. Ki Beji disuruh mencari istrinya berada sedangkan istana jin itu beratus lantai dan harus tahu dimana lokasi tampat istrinya berada. Ki Beji pun meminta bantuan kepada burung dara agar mencarikan lokasi dimana istrinya berada dan waktu itu burung dara itu langsung laporan ke Ki Beji bahwa sudah menemukan istrinya berada.

4. Setelah ketemu dimana istrinya berada, sekarang Ki Beji harus menemukan dimana istrinya sedangkan bangsa jin perempuan wajahnya sama mencapai ribuan. Ki Beji meminta bantuan lalat besar agar ditemukan keberadaan istrinya. Ki Bji menyuruh lalat tersebut menghinggapi wajah muka istrinya dan tebakan Ki Beji itu benar. Jin perempuan itu di Tanya oleh penjaga negeri jin, benar kamu sudah menikah dengan Ki Beji bangsa manusia? dan jin tersebut mengiyakan perkataan Ki Beji maka di bawalah istrinya kembali ke kp. Terumbu dan menjalani hidup normal seperti manusia hingga mempunyai 3 orang anak ( Tanjung Anom, Kudup Melati, Dewi Rasa )

Julukan Ki beji karena beliau berhati besi atau beji yang membangkang pada kompeni dan tidak mau diusir oleh penjajah kompeni ( Belanda ) dari tanah kampung terumbu Banten. Masyarakat dan keturunan Ki Terumbu diajari ilmu silat dari anak-anak hingga dewasa untuk melawan Penjajah Belanda hingga sekarang silat ini turun-temurun masih terjaga kelestariannya di kampung Terumbu, Kasemen serang.

Pada keturunan ke-4 atau cicit dari H. Agus (anak ke-4 dari Ki Zunedil Qubro bin Ki Terumbu ) yaitu H. Mad sidiq mewarisi ilmu silat Bandrong dan mempunyai istri di Pulo Ampel-Serang serta mengembangkannya aliran silat ini ke daerah Cilegon – Bojonegara dan sekitarnya untuk melawan Penjajah Belanda dan Jepang sedangkan M. Idris mewarisi ilmu silat Terumbu dan beliau bermukim di kampung Terumbu dalam pengembangannya aliran silat ini berkembang di daerah Serang dan sekitarnya untuk melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Mukjizat / Kesaktian Keturunan Kyai Terumbu

Nyi Jong mempunyai kesaktian sebuah kerudung, apabila di simpan di pohon maka akan ada lautan darah di tempat tersebut, karena pada waktu kompeni akan menyerbu kampung Terumbu, beliau mengikatkan kerudungnya pada sebuah pohon dan kampung terumbu pun menjadi lautan darah dan pasukan kompenipun terkecoh oleh kekuatan dan kesaktian nyi jong dengan kerudungnya dan merekapun meninggalkan kampung terumbu.

Nyi Audah mempunyai umur yang panjang hingga 300 tahun.

H. Buang mempuyai kesaktian dapat mengalahkan macan siluman yang ada di benteng Jakarta sekarang menjadi lapangan benteng. Pada zaman VOC / kompeni menduduki sunda kelapa, setiap pasukannya melewati lapangan benteng selalu mati diterkam oleh macan siluman. Kompeni pun mengadakan sayembara hadiah kepada siapa saja yang yang dapat mengalahkan macan siluman itu akan dihadiahi tanah seluas 1 hektar, waktu itu H. Buang datang ke kompeni memakai dan membawa dagangan kacang pikulan. Kompeni tidak percaya akan penampilan pada H. Buang karena pakaianya sederhana tidak kelihatan seperti jawara, akhirnya H. Buangpun di terima untuk membunuh macan siluman yang ada di benteng, tak lama kemudian H. Buang dapat mengalahkan macan siluman itu dengan mudah. Setelah itu pasukan kompeni dapat melewati daerah benteng dengan aman dan menghadiahi beliau tanah yang dijanjikan.

PADEPOKAN INTI SEMESTA

Profile Kami klik di sini

Mau belajar spiritual dan metafisika langsung dengan ahlinya? Ayo gabung bersama Kami. Pusat Gemblengan spiritual dan metafisika untuk private dan publik. Dapatkan juga produk-produk spiritual dan supranatural kami di link berikut…

www.padepokanintisemesta.com

Email: pangeransukmajati@yahoo.com

IG: @pangeransukmajati

Youtube: Ki Sukma TV

Office:

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jalan. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

Jam praktek: Pk. 10.00 s.d 17.00 WIB

Punya masalah hidup yang tak kunjung selesai ?

Temukan solusinya bersama Spiritualis Kondang Pangeran Sukma Jati (Ki Sukma – Sobat Mistis Trans 7)

PRAKTEK DI 3 KOTA

Jakarta

Jl. Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan
Gedung Graha Krama Yudha
Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.
Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Bandung (Pusat)

Perumahan Maharani Village Blok D.10 Jl. Cigugur Girang Kp. Sukamaju Rt/Rw 05/05 Desa Cigugur Girang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jam praktek: Pk. 09.00 s.d 17.00 WIB

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Banten

Jl. Ki Mudakkir No.40 Rt/Rw 01/01, Link. Cigading, Cilegon – Banten.

Untuk pendaftaran silahkan buat appointment (janji) via nomor Hp di bawah ini.

Tlp/ Hp. 081296609372 (WhatssApp dan Telegram) dan 081910095431 (WhatsApp)

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

Pangeran Sukma Jati Azmatkhan atau yang biasa dipanggil Ki Sukma adalah Pendiri sekaligus Guru Besar Padepokan Inti Semesta yang berlokasi di Bandung. Padepokan tersebut mengajarkan Ilmu Hikmah Spiritual dan Pencak Silat & Debus aliran Banten.

Sejarah Silat Terumbu Aliran Tertua Beladiri Khas Banten

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Sejarah Silat Terumbu Aliran Tertua Beladiri Khas Banten

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: